Perjalanan Dai Muda Ustadz Anshor Dirikan Tahfidzul Qur'an di Puncak Maros Dai Tangguh BMH Lihat Di sini
17 Mar 2016
Perjalanan Dai Muda Ustadz Anshor Dirikan Tahfidzul Qur'an di Puncak Maros Dai Tangguh BMH
Perjalanan Dai Muda Ustadz Anshor Dirikan Tahfidzul Qur'an di Puncak Maros Dai Tangguh BMH Lihat Di sini
16 Mar 2016
Beginilah Komitmen Shahabiyyah Terhadap Hijab

Barometer ketaatan dan ketakwaan dijadikan acuan
dalam derajat penghambaan yang sempurna kepada Sang Khalik. Kecintaan kepada
Allah Subhanahu Wata’ala dan Rasul-Nya, sebagaimana kecintaan para Ummul
Mukminin beserta shahabiyat (Sahabat-Sahabat Muslimah Nabi) melaksanakan
perintah Allah Subhanahu Wata’ala dalam melaksanakan perintah menutup aurat dan
berhijab. Perintah ini berlaku pula bagi para Muslimah dunia dimanapun berada.
Adalah Ummul Mukminin Khadijah RA. Dengan
keteladanannya ketika sampai kepadanya perintah menutup aurat dan berhijab ke
seluruh tubuh. Tanpa penyanggahan sedikitpun, beliau langsung melakukan
perintah Allah Subhanahu Wata’ala, tanpa ada rasa enggan maupun sungkan.
Bahkan Khadijah tanpa segan, di garda depan
melindungi para shahabiyat yang tertindas karena ingin melaksanakan syariat
Islam yang diwajibkan bagi wanita untuk menutup aurat mereka ada yang bukan
mahramnya.
Ridha
Allah
Islam tidaklah seperti sistem petriarkis sekuler
yang menjadikan wanita selalu jauh dibelakang lelaki. Islam memandang bahwa
kebahagiaan manusia bukan terletak pada harta, takhta, dan cinta semata, tapi
terletak pada ridha Allah.
Karenanya, baik lelaki maupun wanita punya
kesempatan yang sama untuk meraihnya dengan melaksanakan kewajiban-kewajiban yang
memang sudah diatur sesuai harkatnya masing-masing. Islam adalah agama yang
memandang wanita sebagai makhluk yang agung, mereka harus terlindungi dengan
jilbab dan kerudung. Islam bukan berarti memasung, tetapi agar wanita terhormat
dan terlindung.
Hijab sesungguhnya sangat menguntungkan bagi wanita
dibalik ketidaksadaran mereka. Seperti yang dikatakan Sayyid Qutbh dalam kitab
Fi Zhilalil Qur’an, “mereka mengenakan jilbab agar dikenal sebagai wanita
merdeka. Sehingga, tidak ada dari seorang fasik pun yang berani menjadikan
mereka sasaran gangguan dan pelecehan.”
Selain itu, sungguh dibalik hijab, begitu banyak
yang tersimpan. Secara tidak langsung kita merasa sadar bahwa wanita begitu
dimuliakan dan dijaga kehormatannya. Memberikan hak istimewa hanya kepada yang
akan menjadi pemimpin rumah tangga kita nantinya. Dan yang lebih penting adalah
terbuktinya kita sebagai hamba yang dapat disebut wanita shalihat, qonitat, dan
hafizhat.
Hal ini tercermin dengan sikap para shahabiyat yang
ketika sampai perintah Allah Subhanahu Wata’ala saat datangnya ayat Al-Ahzab:
59; “Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istri, anak-anak perempuan dan
istri-istri orang Mukminin, ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh
tubuh mereka’. Yang demikian itu supaya mereka mudah dikenali, oleh sebab itu
mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Maka, tanpa sekata pun yang keluar, sengan segera
mereka merobek kain selimut untuk dijadikan penutup kepala. Komitmen para Ummul
Mukminin dan shahabiyat ditunjukkan pula dengan selalu berkebiasaan menutup
aurat jika keluar rumah.
Tidak
Tabarruj
Hijab bukalah sekedar pakaian yang menutup aurat,
tetapi yang lebih tepatnya disebut pakaian syar’i. Hal ini dikarenakan, pakaian
memiliki karakteristik khusus namun sederhana dan nyaman. Perintah hijab turun,
sekaligus menahan tabarruj (berlebih-lebihan) dalam berpakaian, agar tidak
membentuk tubuh.
Hijab ini sendiri dibagi menjadi tiga yaitu, pakaian
rumah (al-tsaub), kerudung (khimar), dan jilbab. Walau tidak berbeda pendapat
tentang kewajiban muslimah menutup tubuhnya dengan jilbab, para ulama berbeda
pendapat dalam mengartikan jilbab. Ada yang mengartikan sama dengan khimar,
miqna’an (kain yang menutupi kepala dan muka), milhafah (mantel), izar (baju
layaknya selimut yang menyelubungi badan), atau mula’ah (baju kurung dengan
lengan panjang).
Dengan kata lain, marilah kita haturkan salut kepada
wanita-wanita yang mengutamakan ridha Allah daripada anggapan manusia, yang
saat ini kebanyakan mengukur kedudukan dari aurat yang justru terbuka.
Sebagai penutup, izinkan saya menuliskan kata;
Bila engkau cantik, biarlah karena hijab. Bila
engkau mulia, itu karena engkau menjaga yang wajib. Bila engkau mulia, biarlah
itu karena ketaatan. Bila Allah berkenan, semoga engkau dianugerahi
kehormatan.wallahu’alam bishshawab.*Oleh:
Nadhrata Naimi Mahasiswi STIS Hidayatullah Baikpapan
Tuntunan Al-Qur’an Untuk Hidup Sehat
BMH Depok - Bayangkan, seandainya kita tersesat di tengah hutan
luas nan lebat. Tentu kita kehilangan orientasi, kemana arah barat, timur,
selatan maupun utara. Saat keadaan genting seperti ini tentu yang paling kita
butuhkan adalah peta atau kompas. Hidup
di dunia ini tak ubahnya seperti tersesat di tengah belantara. Ada tempat yang
dituju, yaitu kehidupan akhirat yang lebih lama dan terbentang misteri yang tak
terduga. Manusia tak ada yang tahu apa yang akan terjadi besok, lusa, tahun
depan, dan seterusnya.
Agar kita bisa hidup dan berjalan dengan penuh
kepastian, apa yang harus kita lakukan sekarang, hendak kemana selanjutnya,
maka kita perlu petunjuk kehidupan yaitu Al-Qur’an dan Hadits. Semua urusan
manusia diatur dalam Al-Qur’an dan Hadits dengan sempurna, menuntun manusia
agar manusia selamat dalam mengarungi kehidupannya di dunia dan di akhirat.
Sebab jika mengikuti petunjuk Allah, maka dijamin
tidak akan tersesat selama-lamanya. Garansi ini berlaku sepanjang sejarah
kehidupan itu sendiri. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman yqang artinya:
“Maka jika datang kepada kalian petunjuk dari Ku
(ikutilah). Barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, dia tidak akan sesat dan
tidak akan celaka.” (Q.S. Thaha: 123).
Masyarakat umum –khususnya kaum muda dan
mudi—mengalami kepenatan hidup dengan berbagai problematikanya, membuat jiwa
mereka tersiksa. Mereka dihinggapi berbagai penyakit jiwa juga penyakit yang
menggerogoti fisiknya yang lemah. Hal itu terus berlangsung dan dipertegas lagi
dengan jauhnya mereka dari Allah. Semakin sedikit pemuda kita pergi ke mesjid
untuk menunaikan sholat jamaah dan membaca Al-Qur’an untuk menguatkan keimanan
mereka agar mampu menghadapi permasalahan hidup.
Segala kesenangan dunia membuat mereka lalai dan
melupakan Allah, akhirnya hidup dalam kesempitan. Setiap punya masalah, selalu
pendek akal. Itulah keadaan orang-orang yang masuk dalam keadaan buta.
Allah Subhanahu Wata’ala berfirman: “Maka barang
siapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh dia akan menjalani
kehidupan yang sempit dan kami akan mengumpulkannya pada hari kiamat dalam
keadaan buta.” (Q.S. Thaha: 124).
Kelezatan
Al-Qur’an
Jiwa memiliki kebutuhan yang tidak bisa dipenuhi kecuali
dengan dzikrullah dan mencari kelezatan bersama Al-Qur’an. Di lubuk hati
terdapat kegelisahan, kebimbangan dan kegoncangan yang tidak dapat sirna
kecuali dengan petunjukn cahaya Al-Qur’an, kefakiran yang tidak dapat dicukupi
kecuali dengan berbekal hikmah dan hukum-hukumnya. Allah berfirman: “Sungguh
tekah datang kepadamu pelajaran (Al-Qur’an) dari Tuhanmu, penyembuh bagi
penyakit yang ada dalam dada, dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang
beriman.” (Q.S. Yunus: 57).
Pribadi-pribadi yang berkualitas akan lahir karena
kedekatan mereka dengan Al-Qur’an, akhirnya akan terbentuk keluarga yang
sakinah mawaddah warahmah. Maka terbangunlah masyarakat yang diberkahi oleh
Allah, yang pernah dibangun oleh Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallam. Untuk
mengembalikan kita pada pola interaksi yang benar terhadap Al-Qur’an. Akan
menjadi sumber kekuatan dalam membangun peradaban yang mulia. Kiat-kiat berikut
sangat perlu diwujudkan:
- Tilawah wa tartil (selalu membaca dan benar),
- Tadabbur (merenungkan kandungannya),
- Hifzh (menghafalkannya),
- Ta’lim (mengajarkannya),
- Istima, (mendengarkannya),
- Attalaqqi lii ‘amal (menerima untuk diamalkan),
- Tahkim (sebagai pemutus perkara),
- Manhaj Al-Hayah (acuan kehidupan).
Bantuan Kesehatan PEDULISIFA BMH
Selasa, 15 Maret 2016, BMH kembali menyalurkan bantuan kepada Sifa, kali ini BMH berkunjung langsung ke RSUD Prof. Margono.
Pria bernama lengkap Sifa Hartoyo ini dirawat di RSUD sejak 7 maret,
kondisi kesehatannya membaik, sifa ditemani kakeknya yg sabar dan sayang
kpd Sifa. Bahkan hingga saat ini hanya kakek Totong yg slalu siap
menemani Sifa di rumah sakit. Sahabat terimakasih atas donasinya, tim
BMH masih memonitor kesehatan Syifa dan semoga dilapangkan membantu
Syifa Syifa lainnya. Donasi sedekah peduli Syifa
DONASI PEDULI SIFA
BSM : 708 708 7896
Muamalat : 307 0012 534
BNI Syariah : 026 1879 582
a.N Baitul Maal Hidayatullah
Copyright ©
Baitul Maal Hidayatullah Depok | Powered by Blogger
Design by Flythemes | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com