Assalamu,alaikum wr wb
Saya puspita 29 tahun. Usia pernikahan kami sudah menginjak usia tahun ke 2,tapi saya isteri yang paling kesepian, karena suami sangat jarang di rumah. Mengingat suami adalah seorang yang pekerja keras yang hampir seluruh waktunya ada di luar rumah.Saya selalu berharap, bahwa suatu saat akan selalu bersama, rasanya akan terasa nyaman bila dari waktu kewaktu selalu bersama, kesepian itu begitu mencekam terutama karena anak belum juga dihadirkan. Salahkah saya bila sungkan untuk memohon agar suami memahami perasaan saya ? Mohon bimbingannya, apa yang harus saya lakukan ?Waasalamu,alaikum,Palu
Wa’alaikum
salam wr wb
Ibu puspita
yang dirahmati Allah ! Kami turut berdo’a, mudah-mudahan niat dan harapan anda
mendapatkan keturunan dan kenyamanan dalam berumahtangga dikabulkan Allah swt.
Aamiin.
Ibu
Puspita, di antara sekian banyak wanita yang sudah berstatus isteri, pasti
resah jika suami jarang pulang kerumah. Umumnya, isteri akan sangat senang jika
suaminya lebih sering di rumah bersamanya mendidik anak-anaknya saat mereka
hadirkan. Ya, memang ini perlu diketahui, bukan saja oleh anda, akan tetapi
oleh suami juga. Saya tidak melihat ada yang salah dari ajaran islam bahwa
seorang isteri menyampaikan permintaan kepada suami demi kebaikan dan
kemaslahatan rumah tangganya. Bahkan sangat dianjurkan.
Namun bila
hal itu memang dirasa meresahkan, sungkan, gengsi, ada baiknya anda renungkan
beberapa saran berikut:
Pertama,
komunikasikan dengan suami bahwa keinginan anda untuk sering bersama ini
semata-mata dalam rangka mengamalkan kebajikan, membentuk rumah tangga,
termasuk salah satunya adalah mendidik anak-anak yang akan hadir untuk lebih
mendekat kepada Allah. Ingat, kesibukan mengurus rumah, mulai dari bangun tidur
sampai mencuci baju, bukan monopoli tugas isteri, melainkan kerja bareng suami.
Kedua,
bersabarlah dengan kesabaran yang tinggi yang disertai doa agar segera
dihadirkan anak keturunan. Sehingga rasa kesepian anda saat ditinggal suami,
yang akan membangkitkan kangen dan rindu itu akan terobati dengan hadirnya
anak-anak, sehingga, seyogianya takkan lagi seistimewa seperti sebelum hadirnya
anak-anak. Maka manfaatkan dengan baik saat-saat bersama dengan suami untuk
menghasilkan keturunan yang baik yang akan dihadirkan Allah kepada Anda dan
suami.
Ketiga,
bantulah suami dengan semangat juang di jalan Allah, penuh keridhaan. Insya Allah
saat suami tidak di rumah, pasti Allah menjadi pelindung di manapun berada.
Keempat,
manfaatkan saat-saat suami sedang menunaikan amanahnya dengan memerbanyak
dzikir, membaca atau menghafal Al-Qur’an, menambah wawasan keilmuan atau
berkreas, membentuk rumah tangga, termasuk salah satunya adalah mendidik anak-anak
yang akan hadir untuk lebih mendekat kepada Allah. Ingat, kesibukan mengurus
rumah, mulai dari bangun tidur sampai mencuci baju, bukan monopoli tugas
isteri, melainkan kerja bareng suami.
Firman
Allah swt :”Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena
Allah telah melebihkan sebahagian meraka (laki-laki) atas sebahagian yang lain
(wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta
mereka. Sebab itu maka wanita yang shaleh, ialah yang taat kepada Allah lagi
memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara
(mereka)…..(QS. An-Nisa :34)
Bila hal-hal
diatas telah dipahami dengan benar, maka saya yakin bahwa anda telah mengenal
dengan benar seperti apa mematutkan diri dihadapan suami anda. Harapannya adalah
bahwa bila anda ridha pada aktivitas suami, maka semoga Allah meridhai pula
rumah tangga anda berdua. Aamiin.
Sebagai s=renungan,
ingatlah janji Allah dalam Al-Qur’an surat Ath-Thalaaq : 11 tentang surganya
mudah-mudahan bisa terwujud Insya Allah.
“(Dan
mengutus) seorang rasul yang membacakan kepadamu ayat-ayat Allah yang
menerangkan (bermacam-macam hukum) supaya dia mengeluarkan orang-orang yang
beriman dan beramal saleh dari kegelapan kepada cahaya. Dan barang siapa
beriman kepada Allah dan mengerjakan amal yang saleh niscaya Allah akan
memasukkannya ke dalam surg-surga yang mengalir di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya
Allah memberikan rezeki yang baik kepadanya.
Demikian,
semoga mendapat manfaat, dan terbangun keluarga yang sakinah, mawaddah, wa
rahmah. Aamiin.
*Ust. Endang Abdurrahman (Pengasuh Pondok Pesantren Hidayatullah Batu)
*Ust. Endang Abdurrahman (Pengasuh Pondok Pesantren Hidayatullah Batu)
0 komentar:
Posting Komentar