Lembaga
Amil Zakat Nasional (Laznas) Baitul Maal Hidayatullah (BMH) nampaknya makin
akrab dengan masyarakat, tidak saja dari masyrakat yang memiliki kepedulian
terhadap situasi dan kondisi bangsa yang biasa bersegera memberikan bantuan dan
empatinya, tetapi juga dari kalangan selebritis, seperti Tommy Kurniawan.
“Saya
sangat mengapresiasi kehadiran BMH ini. Saya mengenal Dai Tangguh ini setahun
lalu di senayan. Saya sangat terhipnotis dengan perjuangan-perjuangan membangun
dai tangguh,” ungkapnya bulan Februari 2016 lalu.
“Dai
Tangguh ini memang dai yang berpendidikan, memiliki jiwa dan hati nurani
bersih, bahkan seorang dai pun ditugaskan kemana saja demi kepentingan umat,”
tegasnya.
Tommy pun
mendorong semua pihak bisa bersama-sama membantu program Laznas BMH demi
terwujudnya pembangunan umat manusia untuk bangsa dan negara.
“Saya pikir
saatnya kita semua bersama-sama mendorong program-program BMH ini, dai Tangguh
yang berdakwah di daerah-daerah terpencil dan pedalaman. Mudah-mudahan BMH
menjadi lembaga yang besar yang bisa membantu pemerintah dalam membangun umat
,anusia di Indonesia,”pungkasnya.
GERAKAN
PERLINDUNGAN
Senada
dengan Tommy Kurniawan, pakar psikologi forensik Reza Indragiri juga mengakui,
Laznas BMH telah melakukan banyak hal di tengah masyarakat. Diantaranya ikut
turun tangan mengatasi masalah perlindungan anak.
‘BMH dengan
percaya diri saya katakan telah bergerak menjadi pelopor dalam hal perlindungan
anak,” ungkapnya saat Konfrensi Pers Laznas BMH di Warung Daun Cikini
(24/02/2016).
“Kita semua
tentu masih ingat bagaimana seorang wanita yang mendapat sumpah serapah dari banyak
pihak dan diekspos di media karena
statusnya yang dipandang hina. Ketika banyak pihak ikut melakukan sumpah
serapah, BMH tidak terpengaruh dengan itu, BMH tidak ikut melakakukan sumpah
serapah. BMH justru mencari dimana keluarga dan menyelamatkan masa depan anak
dari sang ibu yang mati dalam kondisi yang sangat mengenaskan itu,”tambahnya.
“Mungkin
ini langkah kecil. Tetapi bagaimana pun ini adalah awal yang nyata terhadap
kepedulian perlindungan anak. Oleh karena itu, diskusi saya semalam ini dengan
Mas Imam (Humas BMH Pusat), Mas Syarif (Direktur Program dan Pendayagunaan),
dan teman-teman BMH lainnya, mengkristal hingga terbentuklah ide “Lukman”
akronim dari “Perlindungan Anak Demi Masa Depan,” paparnya.
Dengan apa
yang telah dilakukan BMH selama 15 tahun berkiprah, Reza yang juga kolumnis
tetap majalah Mulia BMH itu mengaku optimis bahwa BMH bisa lebih banyak lagi
menyelamatkan anak-anak bangsa demi masa depan negara yang lebih gemilang.
QUR’AN
BRAILE
Sementara itu
pihak kementrian Sosial Republik Indonesia yang diwakili oleh Edi Purnomo dalam
Konferensi Pers Laznas BMH di Warung Daun Cikini Jakarta menyatakan,
institusinya memiliki program Wakaf Qur’an Braille.
“Melihat
Laznas BMH memiliki Program Satu Juta Wakaf Qu’an, saya pikir tepat jika, BMH
dengan kementrian Sosial bersinergi untuk pendistribusian Qur’an Braille,”ungkapnya.
“Apa yang
dilakukan BMH di berbagai daerah dengan menyebar wakaf Qur’an tentu sudah baik.
Tetapi, mereka yang maaf tidak bisa melihat sanga kesulitan mendapatkan wakaf Al-Qur’an.
Makanya, bisa ini disinergikan agar Qur’an Braille bisa tepat sasaran,”imbuhnya.
Menurut Direktur
Utama BMH, Supendi, Program Satu Juta Wakaf Laznas BMH sendiri hingga kini
masih terus berlangsung.
Pada tahun
2015, Alhamdulillah telah tersalurkan sebanyak 40.133 sksemplar Qur’an ke
berbagai daerah di Indonesia,” ungkap Supendi.
Terkait dengan
tawaran Kementrian Sosial sendiri, Imam Nawawi selaku Humas Laznas BMH Pusat
mengatakan akan segera ditindak lanjuti.
“Ini
sinergi baik, terutam untuk membantu saudara-saudara kita yang diuji
penglihatan. Insya Allah BMH sambut baik dan akan ditindaklanjuti kedepannya,”pungkasnya.
0 komentar:
Posting Komentar