Assalamu’alaikum,Ustadz yang saya hormati, saya Ibu Anisa 56 thun. Ada permasalahan yang sedang saya hadapi ustadz, mengenai putri saya. Dia sekarang sudah berumur 27 tahun. Sudah lama saya mengharapkan agar ia segera menikah. Sekalinya dia minta restu, mau menikah dengan seorang duda. Saya memang kaget, kecewa dan ada rasa malu. Mengapa memilih duda? Apa yang nanti dikatakan oleh orang lain mengenai saya dan keluarga. Tapi dia bersikeras, tetap ingin menikah dengan pilihannya karena sangat mencintainya dan menurutnya begitu shalih. Saya jadi bingung sendiri, karena respons ayahnya tidak seperti saya. Ayahnya akan merestui dengan siapa menikah asal putri kami benar-benar mencintainya. Saya benar-benar membutuhkan nasihat dan penguatan, ustadz. Maaf bila kata-kata saya kurang berkenan. Terima kasih. Wassalamu’alaikum wr wb Anisa – Banten
Wa’alaikumsalam wr wb
Ibu Anisa yang dirahmati Allah.
Semoga Allah selalu menimpahkan kebaikan pada anda dan
keluarga. Semoga dapat menghadapi cobaan dan dapat menemukan jalan keluar yang
terbaik. Ingat semua yang ditakdirkan Allah semuanya tidak ada yang kebetulan.
Sehingga tidak ada lagi seorang pun yang menyaksikan anda terpuruk dalam kebimbangan, tetapi justru
menjadi sosok tegar yang penuh harapan. Amiin.
Ibu Anisa, permasalahan anda sudah kami pelajari, walaupun
tidak begitu lengkap informasinya. Apakah duda cerai hidup atau cerai mati, dan
kata-kata apa yang dikhawatirkan ibu dari orang lain. Ibu, putri anda berniat
menikahi duda bukan sesuatu yang salah. Hanya saja, di lingkungan kita
memang tidak umum dilakukan atau tidak
umum sebagai suatu cita-cita atau impian para gadis tentang pernikahan. Kalaupun
ada, umumnya menikah dengan duda cerai mati.
Pria duda bukanlah aib, hanya karena satu sebab dia menjadi
berbeda status. Apalagi bila kita melihatnya dari kesalehan pria tersebut. Apa
yang menghalangi seseorang membenci atau menganggap hina seorang duda. Tidak
ada jawaban bukan?
Ibu, alasan putri anda berniat menikahinya harusnya sangat
membanggakan ibu. Bukankah itu nyang selama ini ditunggu jawabannya? Pun
demikian, Anda tidak seharusnya rendah diri. Niat putri anda teramat mulia.
Status duda yang disandang calon suaminya dikategorikan orang yang sendirian
atau bujang berbanding lurus dengan status putri anda yang sendirian (Gadis).
Firman Allah “Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan
orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan
hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memampukan
mereka dengan kurnianya. Dan Allah Maha luas (pemberiannya) lagi maha
mengetahui.”(QS. An-Nur : 32)
Benar, perintah Allah tersebut terarah kepada suami anda
sebagai ayah kandung putri Anda, yang nantinya akan menjadi wali nikahnya. Bila
memang anda menilai bahwa duda tersebut shalih, sebuah janji baik datang dari
Allah dan Allah tidak pernah mengingkari janji-janjinya. Jika mereka miskin,
Allah akan memampukan mereka dengan karunianya. Janganlah bayang-bayang
kemiskinan setelah menikah menjadi penghalang untuk menjalankan syariat Allah
ini. Cukuplah, janji Allah dalam ayat tersebut untuk menepis keraguan anda.
Dukunglah keteguhan niat dan kesiapan mental putri anda.
Ibu Anisa, sebagai masukan dan langkah selanjutnya agar
dapat memantapkan anda menerima niat putri anda, lakukan proses penjajakan yang
cukup. Lamanya proses tergantung kualitas pendekatan. Lakukan dengan resmi
bersama keluarga besar anda, sehingga segala sesuatunya menjadi jelas. Proses
ini berlaku untuk kedua belah pihak. Pihak calon suami, pertama pastikan status
dudanya sudah benar-benar jelas dan tidak lagi mengandung perselisihan. Bukan
hanya soal putusan cerai pengadilan (legal formal), tetapi juga tentang
perasaan hatinya. Apakah benar-benar sudah selesai hubungan kasih di antara dia
dan mantan istrinya, bila cerai hidup.
Kedua, telusuri penyebab perceraiannya, yang dapat dilihat
dari dua sisi dari siapa yang menggugat. Karena gugatan suami atau karena
gugatan istri. Bahkan bisa dilanjutkan secara mendalam mengenai penyebab
lainnya.
Ketiga, bila sudah memiliki anak, di mana anak tinggal, ini
penting karena status ayah tidak akan pernah terhapus bagi anaknya.
Sedangkan dari pihak putri anda, cobalah selidiki dan
ajaklah berdiskusi melalui pendekatan seorang ibu yang begitu mencintai
putrinya. Tanyakan alasan yang menunjukan kematangan berpikirnya, sehingga
dapat meyakinkan anda dan suami atas jodoh pilihan p[utri anda, berikan kesempatan
putri anda meyakinkan dirinya sendiri dan anda tentang mengapa memilih calon
suami yang seorang duda. Dan yang terakhir adalah, bantulah putri anda
menghadapi kemungkinan menerima cibiran dan hinaan dari lingkungannya.
Selamatkan dia dengan kebanggaan yang anda hadirkan untuk putri tercinta. Sabda
Rasulullah SAW: “Seorang muslim adalah orang yang kaum muslimin lainnya selamat dari gangguan lisan
dan tangannya.”(HR. Al-Bukhari no. 6484 dan Muslim no. 161)
*Ust. Endang Abdurrahman (Pengasuh Pondok Pesantren Hidayatullah Batu)
*Ust. Endang Abdurrahman (Pengasuh Pondok Pesantren Hidayatullah Batu)
0 komentar:
Posting Komentar