Segala Hal yang Allah SWT Syari’atkan Pasti Baik Bagi Diri, Orang Lain Dan Tentu Saja Kehidupan Semesta, Tidak Terkecuali Perintah Sedekah.
Bersedekah Membuat Sehat, Berbonus Pahala
Dalam Al-Qur’an Allah memerintahkan hambanya untuk
bersedekah, baik dalam rangka jihad fi sabilillah, membantu sesama atau pun
memuliakan anak-anak yatim. Namun apakah perintah ini bermanfaat
(menguntungkan) atau tidak, sedikit sekali orang memahami.
Sebelum ini, peneliti sudah menemukan istilah”Warm-glow-effect,
sebuah fenomena ekonomi yang pernah dijelaskan oleh James Andreoni tahun 1989,
dimana menunjukkan orang yang beramal, berbagi dan bermurah hati justru
berdampak positif atas kemurahan hati mereka atau disebut”warm-glow-effect”(efek
cahaya pemberi). Perasaan positif ini didapatkan atas tindakannya memberi atau
membantu orang lain.
Studi tahun 2006 oleh jorge Moll dari Nasional Institutes of
Health menemukan bahwa ketika seseorang melakukan donasi kepada suatu yayasan,
beberapa otak yang terkait dengan kenyamanan, koneksi sosial, dan rasa percaya
turut aktif dan menciptakan efek warm glow. Para peneliti juga percaya bahwa
ketika melakukan tindakan altruistik, otak akan melepaskan endorfin,
memproduksi perasaa positif yang disebut “helper’s high”.
Penomena tersebut dapat terjadi karena ketika menolong
orang, otak memproduksi hormon dopamine (yang memberi perasaan bahagia dan
keyakinan bahwa yang kita lakukan adalah hal yang benar) serta hormon oxytocin
yang dikenal dapat mengurangi stres, meningkatkan fungsi imunitas, dan
mengembangkan rasa percaya dalam interaksi antar manusia.
Banyak penelitian yang menunjukan sikap dermawan ternyata
berkorelasi dengan kesehatan. Salah satunya adalah penelitian Stephanie Post
yang dimuat dalam bukunya Why Good Thing
Heppen To Good Peopple, yang menyatakan bahwa berbagi dengan sesama itu
dapat meningkatkan kesehatan penderita penyakit kronis seperti HIV.
Bisa dibayangkan, bagaimana kalau alat digunakan untuk
meneliti anak-anak muslim Indonesia yang dalam membantu orang lain disertai
niat dan dorongan ingin mendapat ridha Allah, mungkin akan lebih wow lagi. Karena
dalam islam sedekah bukan sekedar memberikan kebahagiaan dunia tetapi juga
kebahagiaan di akhirat.
“Jika kamu menampakkan sedekahmu maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang kafir, maka menyembunyukannya itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu, dan Allah mengatahui apa yang kamu kerjakan.”(QS. Al-Baqarah : 271).
Dengan kata lain, terlepas dari bagaimana dilakukan
(sembunyi atau terang-terangan) sedekah itu memastikan kebahagiaan dunia dan
akhirat sekaligus, bahkan mengundang rahmat Allah berupa ampunan atas
kesalahan-kesalahann yang pernah dilakukan. Dari sini dapat kita mengerti,
mengapa sahabat nabi begitu antusias dalam sedekah, yakni karena mereka ingin
mendapat ampunannya.
Dan, yang paling memotivasi adalah hadits yang menjelaskan
bahwa pahala sedekah (jariah) itu tidak terputus meski yang mengamalkannya
telah tiada.
“Apabila anak adam telah mati, maka terputuslah amalnya kecuali dari tiga hal, sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak yang sholeh/sholehah yang mendoakan kedua orang tuanya/(HR. Muslim).
Terakhir adalah termasuk orang yang mendustakan agama, yang
dalam hidupnya tidak terbesit apalagi sampai tidak mau membantu mereka yang
membutuhkan dan secara gamblang Allah sebutkan.
“Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memeberi makan orang miskin (QS. 107 :1-3)
Ibn Katsir menjelaskan bahwa orang yang termasuk mendustakan
agama adalah orang yang tidak mau memberi makan serta tidak juga berbuat baik
kepad aanak yatim.
Dengan demikian, tidak heran jika Allah sering
mengulang-ulang ayat tentang sedekah ini dalam beragam bentuknya. Dan, tidak
sedikit sejarah nabi dan sahabat yang menelandankan betapa hebatnya etos mereka
dalam bersedekah. *Abu Ilmia
0 komentar:
Posting Komentar