BMH Depok - Sabar dan syukur menjadi kunci kebahagiaan keluarga. Dengannya keluarga bisa menggapai pintu surga kelak.
Selama ini Nani merasa sudah menjadi isteri yang banyak bersabar. Ia dijodohkan oleh kedua orang tuanya dengan suami berwajah pas-pasan dan gaji yang juga pas-pasan. Pokoknya semua serba tidak ideal menurut cita-citanya semasa gadis dulu.
Suatu ketika suami pulang tergesa-gesa. Ia membawa uang yang lumayan banyak sebagai bonus dari kantornya. Uang itu masih utuh hanya disimpan dalam amplop dan berbungkus plastik hitam. Rupanya suami Nani harus berkemas kembali, ada urusan di luar kota yang hendak diselesaikan. Beberapa hari kemudian, suaminya pulang dan menanyakan uang yang diberikan dulu.
“Dik, di mana uang yang ayah titip kemarin?”
“Uang yang mana?”
“Uang dalam plastik hitam yang ayah titip sebelum pergi.”
Sontak Nani tersadar. Ia segera mencari ke setiap sudut rumah. Usai seharian mencari, ia malah kian bingung dan penat. Tiba-tiba ia teringat sesuatu. Ia pernah membersihkan rumah dan membuang sampah-sampah dalam plastik.
“Ayah, aku minta maaf. Uang uang yah titipkan ikut terbuang ke tempat sampah.”
Suasana hening sejenak. Suami Nani memilih diam. Meski tersentak kaget tapi ternyata ia tidak marah.”Berarti uang itu belum rezeki keluarga kita,” uajrnya datar sambil tersenyum.
Sejak itu, jika selama ini nani merasa hanya bisa bersabar dengan kondisi pas-pasan suaminya, kini ia bersyukur memiliki suami yang penyayang dan tidak mudah marah. Nani sadar, ia merasa layak dimarahi atas keteledoran sikap menyimpan duit. Sebaliknya, suami Nani kini harus bersabar atas istri yang pelupa dan teledor. Selama ini ia hanya bersyukur karena mempunyai istri cantik dan suka merawat tubuhnya.
0 komentar:
Posting Komentar