BMH Depok - Di antara problem besar yang dihadapi bangsa Indonesia adalah bagaimana bisa menekan angka kemiskinan, yang boleh jadi, mayoritas umat beragama yang hidup dalam kemiskinan adalah umat islam sendiri.
Menyadari hal tersebut, Direktur Pemberdayaan Zakat Kementrian
Agama Drs. Jaja jaelani, MM mengatakan dalam silaturahimnya ke kantor BMH Pusat
(4/12) bahwa zakat bisa menjadi solusi atas problem yang dialami umat.
“Sekarang ini bahwa angka kemiskinan masih cukup tinggi dan tentu umat kita ada di dalamnya,” ucapnya usai melakukan verifikasi faktual BMH sebagai Laznas.
Pria yang hobi bersepeda ini pun menjelaskan bahwa
kemiskinan berdampak pada banyaknya hal yang pada akhirnya menjadikan
permasalahan umat tidak ringan.
“permasalahannya kemudian angka kemiskinan ini berdampak
pada sulitnya mereka mendapat akses pendidikan yang tentu juga berdampak pada
kekuatan ekonomi, jadi permasalahan semakin sulit,” paparnya.
Dari fakta tersebut, Drs. Jaja Jaelani, MM berharap Lembaga Amil Zakat Nasional mampu mengambil peran strategis untuk mengurai masalah kronis umat tersebut.
“Nah, peranan Lembaga Amil Zakat ini sangat besar. Harapannya
dengan pemberian izin resmi terhadap lembaga Amil Zakat, peran serta Lembaga
Amil Zakat Nasional dalam mengatsi masalah kemiskinan bisa berjalan secara
signifikan. Karena memang visi zakat itu sendiri bagaimana merubah mustahik
menjadi muzakki. Dan, dengan adanya BMH ini semakin bisa mengatasi angka
kemiskinan yang ada di Indonesia,” jelasnya.
PERLU INOVASI-INOVASI
Dalam soal
pendidikan, Direktur Pemberdayaan Zakat tersebut menekannkan perlunya lembaga
amil zakat melakukan inovasi-inovasi untuk mengatasi masalah pendidikan di
tanah air.
“Nah, di sinilah perlunya lembaga zakat membuat inovasi-inovasi bagaimana kaum dhuafa itu tidak terputus pendidikannya. Dengan begitu, anak-anak dhuafa tetap bisa sekolah. Salah satunya kalau di BMH ini melalui program Senyum Anak Indonesia,” ujarnya.
“Dari
program seperti inilah (Senyum Anak Indonesia) nanti akan lahir anak-anak
bangsa yang berkualitas,”imbuhnya.
BMH BISA DITERIMA MASYARAKAT
Kala
ditanya tentang kiprah Lembaga Amil Zakat Nasional yang berada di bawah naungan
ormas Islam Hidayatullah ini, Bapak Jaja yang juga hobi bermain tenis dengan
spontan memberikan jawaban.
“Alhamdulillah saya melihat BMH sebagai lembaga yang mobil, karena saya melihat dari perkembangan cabang dalam pengelolaan zakat itu sendiri. Nampaknya dengan adanya keterbukaan, bagaimana pengelolaan zakat oleh BMH ini, Alhamdulillah BMH menjadi salah satu lembaga zakat terpercaya, sehingga para muzakki mau membayar zakat melalui BMH. Ini dibuktikan dengan perolehan BMH sendiri yang sudah mencapai angka lebih dari Rp. 70 Milyar. Nah ini salah satu bukti bahwa kinerja BMH diterima di masyarakat,” paparnya.
MENYAMBUT BAIK PROGRAM DAI TANGGUH
Selain mengenal
BMH sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional, Direktur Pemberdayaan Zakat ini juga
mendorong agar program Dai Tangguh BMH terus digulirkan.
“Kami sangat menyambut baik sekali ya, apabila program yang telah dilaksanakan BMH dengan mempersiapkan dai-dai diperbatasan. Karena nampaknya itu merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh Indonesia ini. Agar bagaimana saudara-saudara kita di pelosok sana tetap tersentuh. Karena jangan sampai ada pihak-pihak lain yang akan mempengaruhi mereka, sehingga di sinilah peran para lembaga dalam menjalankan program-program inovatifnya bisa memberikan solusi,” paparnya.
Oleh karena
itu, Lembaga Amil Zakat seperti BMH harus bisa mengedukasi, mengkader dan
mengirimkan dai-dai yang memang bervisi masa depan, dimana mereka tidak saja
siap berdakwah di daerah perkotaan, tapi siap ke segenap pelosok negeri.
“Dai-dai itu juga bukan hanya mau berdakwah di Jakarta atau di kota-kota besar. Tetapi harus juga mau pergi ke sana. Itu adalah bagaimana kita memberikan pemahaman agar saudara-saudara kita yang tidak mudah dijangkau tetp berada dalam keimanan dan ke-Islaman,” pungkasnya.
Dalam silaturahminya
tersebut, Drs. Jaja Jaelani, MM didampingi oleh Kasubdit Pemberdayaan Zakat
Direktorat Pemberdayaan Zakat, Dr. H.Juraidi Malkan, MA beserta stafnya, Bapak
Sholeh.*/Imam
0 komentar:
Posting Komentar