BMH Depok - “Ku berikan padanya setangkai
mawar bunga, Tanda kasih sayangku untuknya”
Demikian salah satu petikan liri
lagu judul “Mawar Bunga” yang dinyanyikan Koes Plus. Lagu ini populer tehun
1970-an di kalangan anak muda.
Bunga mawar, seringkali menjadi
simbol ungkapan rasa cinta atau kasih sayang seseorang. Belakangan, ungkapan
itu juga ditunjukkan berupa cokelat bergambar hati. Ungkapan seperti ini
biasanya diperingati saat menyambut kasih sayang atau valentine’s Day setiap 14
Februari.
Namun, dalam prakteknya,
uangkapan itu hanya tipuan, karena setelah itu ujungnya adalah hubungan ilegal
(haram) lelaki dan perempuan.
Sebagai Muslim, tentu kita mesti
bersikap kritis. Apakah Valentine’s Day itu diridhoi Allah atau sebaliknya?
Perayaan Valentine’s Day di masa
sekarang ini telah jauh menyimpang. Padahal di masa Romawi, perayaan ini sangat
terkait dengan dunia para Dewa dan mitologi sesat. Dimasa Kristen dijadikan
bagian dari simbol perayaan hari agama, di masa sekarang justeru identik dengan
pergaulan bebas muda-mudi dalam bentuk pesta kencan, bertukar hadiah hingga
penghalalan praktek zina.
Pada akhirnya dengan alasan Hari
Kasih Sayang berpacaran, bergandeng tangan, berpelukan, berciuman, berhubungan
seksual di luar nikah dikalangan sesama remaja itu sah.
Inilah dahsyatnya perang budaya,
dimana umat Islam lengah dari apa yang semestinya menjadi pedoman. Berkasih sayang
dalam Islam sama sekali tidak bisa diwujudkan dalam segala bentuk interaksi
yang mengarah pada perzinahan.
Sebagaimana dalam Al-Qur’an yang
artinya :”Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah
sesuatu perbuatan yang keji. Dan sesuatu jalan yang buruk (QS. Al-Israa : 32)
Dalam tafsir Jalalain dikatakan
larangan dalam ayat ini lebih keras dari pada perkataan janganlah melakukannya”.
Artinya bahwa jika kita mendekati zina saja tidak boleh ,apalagi sampai
melakukan zina, jelas-jelas lebih terlarang.
KASIH SAYANG DALAM ISLAM
Rasulullah SAW bersabda “Sesungguhnya
Allah hanya menyayangi hamba-hambanya yang penyayang (HR. Thabrani)
Kemudian beliau bersabda :”Para
pengasih dan penyayang dikasihi dan di sayang oleh Ar-rahmaan (Allah maha
pengasih lagi maha penyayang), rahmatilah yang ada di bumi niscaya kalian akan
dirahmati oleh Dzat yang ada di langit (HR. Abu Dawud)
Dengan demikian, kasih sayang
dalam Islam itu mesti diamalkan sepanjang hidup dan tidak dalam bentuk-bentuk
yang melanggar ketentuan Islam. Oleh karena itu, sebagai Muslim kita mesti
memahami dengan benar, jelas dan lengkap bahwa kasih sayang tidak membutuhkan
hari-hari.
Ar Rabi’ bin Anas berkata, “Tanda
cinta kepada Allah adalah banyak mengingat (menyebut) nya, karena tidaklah
engkau menyukai sesuatu kecuali engkau akan banyak mengingatnya.”
Semoga rasa cinta dan kasih sayang,
bisa kita lakukan sesuai perintah Allah dan yang dituntunkan Nabi Muhammad
SAW*/Abu Ilmia.
Yuuuk kita share artikelnya, agar mendapat pahala.
0 komentar:
Posting Komentar