Ahli
sejarah Ahmad Mansur Suryanegara dalam bukunya mengatakan, sejarah bangsa
Indonesia ini tak lepas peran Ulama dan kaum santri.
Mereka
memiliki peran strategis dan kontribusi besar dalam menjaga dan menghantarkan
bangsa ini merdeka. Maka seperti itulah seharusnya umat Islam di Indonesia ini
berkiprah.
Sejak
awal mula sejarahnya umat Islam di seluruh dunia termasuk di Indonesia, senantiasa
Islam mengambil garis terdepan dalam segala hal kebaikan, kemajuan,
kemaslahatan dan kepedulian terhadap kemanusiaan. Oleh karena itu, tradisi
mulia ini harus kita jaga dan kita kembangkan bersama.
Alhamdulillah
bersama ormas Hidayatullah, Baitul Maal Hidayatullah (BMH) senantiasa sinergis
untuk turut serta melestarikan warisan kemuliaan umat Islam sepanang zaman. Di
antaranya adalah dengan mendukung penuh proses kaderisasi kandidat dai, sampai
pada dukungan mobilisasi dakwah di berbagai daerah, terutama di daerah
kepulauan, perbatasan dan pedalaman. Salah satunya dalam bentuk program Dai
Tangguh.
“Dai
Tangguh merupakan program yang menyasar kegiatan dakwah para dai, terutama pada
tiga kategori daerah, yaitu perbatasan, pedalaman dan kepulauan,” ujar Marwan
Mujahidin selaku Direktur Operasional II BMH Pusat.
“Untuk
perbatasan ada dai-dai kita di Nunukan Kalimantan Utara yang berbatasan dengan
Malaysia, kemudian insya Allah akan dibuka, sampai saat ini masih mempersiapkan
tenaga dai, yakni di Pulau Rote, Pulau terselatan Kupang NTT,” imbuh Marwan.
“Sedangkan
pedalaman, ini lebih banyak lagi, seperti dai kita yang membina para muallaf di
pedalaman Bulungan, Jambi dan Sulawesi Utara. Kepulauan, alhamdulillah di
Kepulauan Riau sudah hampir tiap kabupaten sudah eksis Pesantren Hidayatullah,
termasuk di Kupang dan Kepulauan Maluku.”
Pemberian
nama “Dai Tangguh” sebenarnya tidak merujuk pada apa pun, lebih-lebih pada
aspek dainya. Tetapi lebih pada aspek kekuatan keyakinan akan pertolongan Allah
Ta’ala semata. Sebab, pada dasarnya, tidak ada manusia hebat, apalagi tangguh,
kecuali atas pertolongan Allah swt.
“Jadi,
Dai Tangguh adalah para kader dai yang ditugaskan di manapun yang mereka tidak
bersandar pada kekuatan apapun, kecuali kepada kekuatan Allah Ta’ala saja.
Kalau tidak bersandar kepada Allah, sungguh dakwah ini tidak akan pernah bisa
dijalankan dengan baik, apalagi ada yang mau menjadi dai,” ungkap Direktur
Eksekutif BMH, Drs. Wahyu Rahman.
Cita-cita
Mulia
Dengan
kekuatan Tauhid itulah kemudian Allah turunkan keberanian kepada sebagian dari
umatnya ini untuk menekuni dunia dakwah yang notabene tidak ada jaminan apa pun
secara materi.
“Bahkan
dulu, dai ditugaskan ke suatu daerah hanya berbekal modal ongkos kapal saja.
Kalau tidak punya modal tauhid, siapa berani?” terang Ust. Hasan Rofidi selaku
Ketua Kaderisasi PP Hidayatullah.
Dari
sini dapat kita pahami bahwa, Dai Tangguh adalah sosok manusia biasa, seperti
umumnya, bahkan sebagian mereka masih cukup muda. Namun mereka memiliki niat
mulia dan tekad membaja, yakni bagaimana berkontribusi kepada bangsa dan negara
ini melalui dunia dakwah.
Karena
dakwah adalah risalah kenabian, yang tidak saja mencerahkan, tetapi juga
memberdayakan, mencerdaskan sekaligus menggerakkan.
Oleh
karena itu, mari kita ikut berpartisipasi bersama BMH melaui dunia dakwah. Jika
kita semua, sinergis menolong agama Allah, maka sungguh Allah pun akan menolong
kita semua.**
0 komentar:
Posting Komentar