Masa depan
sebuah bangsa ditentukan kualitas generasi mudanya. Jika hari ini banya
generasi muda berkualitas, itulah gambaran masa depan bangsa, begitu
sebaliknya.
Banyak orang
memimpikan kejayaan bangsa. Namun sayangnya, banyak tidak memperhatikan ke mana
generasinya akan diarahkan.
Kita sering
menginginkan menjadi bangsa besar dan bermartabat di hadapan bangsa-bangsa lain
di muka bumi, tetapi banyak anak-anak Indonesia tidak bisa mengakses pendidikan
dengan layak.
Meminjam
istilah Dr. Anies Baswedan, tertinggalnya pendidikan di Indonesia disebabkan
karena sulitnya anak bangsa mengakses pendidikan.
Saat ini
dari 5,6 juta siswa yang masuk SD kelas I, hanya 2,3 juta yang lulus hingga
kelas III SMA. Belum lagi kendala dengan pemerataan tenaga pendidik. Pemerataan
guru hingga sekolah-sekolah di pelosok yang diperlukan juga peningkatan
kualitas guru, belum sepenuhnya terealisasi.
Akibatnya
bagi rata-rata daerah terpencil, bisa sekolah masih menjadi impian banyak anak-anak,
yang sesungguhya mereka semua adalah calon pemimpin bangsa ke depan.
Untuk itu
Baitul Maal Hidayatullah (BMH) mengangkat program “Senyum Anak Indonesia”,
sebuah program infaq peduli pendidikan untuk beasiswa dan peningkatan mutu guru
di Indonesia.
Mari Turun
Tangan
Sejatinya,
secara konstitusional, pendidikan adalah tanggung jawab negara. Tetapi, sejak
merdeka hingga sekarang, masalah pendidikan tak kunjung menemukan titik terang.
Ada banyak saran dan kritik telah disampaikan. Tetapi, sebagai umat Islam, kita
tak pantas jika hanya mengkritik dan memberi saran. Mari turun tangan bersama
melakukan sesuatu!
Dengan apa
kita turun tangan? Tentu dengan menjalankan perintah Islam yang sangat
mendasar, yakni zakat, infak, sedekah dan wakaf guna mendukung secara langsung
program “Senyum Anak Indonesia”.
Ketika
zakat, infaq, sedekah dan wakaf terhimpun dengan baik dari kaum muslimin, insya
Allah ribuan anak-anak Indonesia akan terangkat kualitasnya. Akan banyak
generasi yang “terukir” hati dan pikirannya agar ke depan bisa memimpin
Indonesia lebih baik.
Jangan
pernah merasa kecil berperan di tengah pusaran umat. Kecil atau besarnya pran
bukanlah ukuran, tapi mari kita tanyakan diri kita masing-masing, apa yang bisa
kami lakukan?
Ketika
peran-peran digabung, dari tahun ke tahun, insya Allah dapat menghadirkan
sebuah mozaik besar yang indah.
Catatan
membuktikan, tahun 2013 melalui zakat, infaq, sedekah para muzakki BMH telah
mampu menyalurkan beasiswa untuk 5.332 siswa di seluruh Indonesia, dari jenjang
dasar hingga perguruan tinggi.
Guru sebagai
Pilar Kebangkitan
Tugas dan
amanah pendidikan ini sungguh amat berat dan sukar. Sejarah telah merekam bahwa
di balik kegemilangan peradaban suatu bangsa dan umat terletak di pundak para
guru.
Meniti
kejayaan peradaban Islam bermula dari era Nubuwwah, era Khulafaur Rasyidin
sehingga ke puncak keilmuan yang modern di zaman Abbasiyah. Maka mereka yang
mewarnai dan membangun kekuatan bangsa ini adalah para ilmuwan dan intelektual
Islam yang bergelar sebagai seorang guru.
Guru adalah
agen perubahan dan transformasi umat. Jika kita ingin perubahan besar di negara
ini, maka ubahlah generasi pelajar kita dengan meningkatkan kualitas guru-guru
mereka.
Melalui program
“Senyum Anak Indonesia” mari bersama BMH melakukan kerja besar para anbiya. Kerja
yang menjadikan Allah dan malaikat bershalawat untuk kita. Kerja yang
menyebabkan seluruh makhluk termasuk ikan-ikan di lautan memohon istighfar
untuk kita. Yang dengan itu, kelak akan kita saksikan kilatan dan cahaya dari
ribuan (mungkin jutaan) ukiran-ukiran ilmu yang telah terpahat di hati para
generasi anak bangsa. Dan semoga mimpi menjadi negara yang berwibawa dan cerdas
segera tereaisasi.*/Suwito
Salurkan zakat/infaq anda melalui rekening berikut:
Bank Muamalat 307 00 12534
BNI Syariah 026 187 9582
atas nama Baitul Maal Hidayatullah
0 komentar:
Posting Komentar